Sabtu, 14 Maret 2015

Untuk Muhammad Agung Zaim Adzkiya, laki laki yang di KK jadi abang.

Assalamualaikum wr wb

Yaps, dia M. Agung Zaim Adzkiya. Pemuda yang lahir tanggal 23 Juli 1982 ini sekarang berstatus sebagai dosen di Diploma Institut Pertanian Bogor. Masih single dan berhasil bikin bapak ibu terlihat awet muda karena belum punya cucu.

Sebenernya ini lebih ke curhatan buat abang yang satu ini.

TK-SD-SMP-SMAnya persis seperti admin, Cuman bedanya dia IPA dan saya IPS.

Terima kasih sudah memberikan tahun tahunmu untuk mengalah, mengurusku beberapa saat, dan semua barang mewahmu yang kamu berikan padaku

Aku cuman adik yang belum berguna, mengingat gadgetku-pun lungsuranmu.

Aku adik yang bikin repot kamu.

Aku adik yang tidak secantik adik adik atau cewek yang memujamu diluar sana.


Teruntuk abang, maaf harus ngepost ini disini. Hanya sekedar harapanku agar engkau mengetahui, adikmu ini sangat sayang denganmu :"

Taukah kau, terkadang aku merasa iri kepada mereka, yang bisa berangkat les bersama sama, berjalan jalan menikmati akhir pekan bersama, dsb yang serasa sulit untuk kita lakukan. Yah, jika dilihat orangpun tidak percaya kalau kita kakak adik, karena kau begitu berkharisma tak sepertiku yang biasa saja.

Taukah kau, aku terkadang merasa sedih, ketika aku mengetahui kamu bukan lagi anak kuliahan yang bisa kuajak becanda seperti dulu. Bukan lagi di umurmu aku bisa bermanja kepadamu, bahkan seringkali kau menganggap aktivitasku kurang penting mengingat aku juga beranjak dewasa.

Teruntuk abang, yang sering kusebut cunguk dalam beberapa kesempatan. Sungguh aku ingin kau mendapat jodoh terbaik dari Allah, seseorang yang akan memberikanmu ketenangan /tidak seperti ku yang selalu menggangu hidupmu/. Tidak perlu cantik sangat, yang penting dia baik dan ibu setuju. Jika hanya karena rupa bagaimana kamu bisa mencintai Allah?

Teruntuk abang. Taukah kau? ketika engkau menghabiskan berjam jam telepon dengan ibu dan ayah disitu aku bahagia, setidaknya kamu masih mengingat ayah dan ibu, sekadar memberi kabar. Aku tahu aku bukan orang yang mempunyai segala jenis obrolan yang tidak membuatmu bosan. Terkadang aku mencari cara bagaimana kamu bisa berlama lama telepon denganku seperti kau berbicara dengan yah dan ibu. Namun aku tahu, kau bosan mendengar ceritaku. Sungguh aku hanya ingin mendengar suaramu, memastikan saudaraku aman dan tidak mempunyai masalah.

Terkadang aku berusaha memancingmu, setidaknya jika kau punya masalah, datanglah padaku, hubungi aku. Yah, aku memang tidak tau apa apa soal aktivitas orang dewasa, tapi setidaknya aku ingin mendengarmu bercerita, bahkan aku ingin mengusap air matamu jika memang kamu mengeluarkannya. Ayolah, buatlah aku berguna.

Tidak terasa setahun lagi ayah pensiun, ketika aku menginjak kuliah tingkat 2. Terkadang aku membayangkan, di umur ayah ibu yang tidak muda lagi, bagaimana jika mereka mendahului kita? sudah mapankah aku? Oleh karenanya aku sangat menyayangimu, harta dan nikmat yang kupunya dari Allah. Satu satunya tumpuanku jikalau ibu ayah meninggalkan kita lebih dulu.

Aku mengkhawatirkanmu setiap hari, tapi aku tidak berani menelponmu. Kamu sudah sibuk sekarang, NTT-Jakarta-SULSEL-JAKARTA. Aku tidak ingin mengganggu waktu produktifmu, tapi setidaknya, sapalah adikmu ini..

Kak, jangan pernah meninggalkanku kecuali memang Allah menakdirkanmu mendahuluiku.

Hanya ini sih kak. Kumohon jangan bertambah tua terlalu banyak. Tetaplah kamu mau menerima segala kekonyolan, guyonan bocahku kak. Aku benci ketika kamu menjadi om om tua yang engga bisa diajak bercanda.

Kakakku yang tampan. Banyak hal yang ingin kuceritakan padamu. Kuingin menghabiskan satu malam untuk sekedar bercerita tentang semuanya. Hahaha taukah kau aku memiliki seseorang yang mengisi hatiku beberapa hari ini? taukah kamu aku sering menceritakanmu kepadanya?

Aku bangga menangis bahagia di rumah ketika aku tahu kau mau wisuda untuk pasca sarjanamu. Aku bahagia, hingga ibu datang membawa fotomu yang gagah dengan tulisan "MAGISTER", dengan bangganya ibu memamerkan ke semua orang bahwa kau anak yang soleh, pintar, dll. Aku manusia biasa kak, anak biasa. Bolehkah aku iri padamu?

Aku menangis untukmu kak, inshaallah mendoakan kemudahan rezeki dan segalanya.

Aku sayang kamu kak, selamanya. Bolehkah aku menjadi adik kecilmu? dan kamu tertawa bahagia melihatku belajar scooter dan mendengarku menyanyi lagu Tasya?

Kumohon. tetaplah menjadi kakakku yang tersenyum lebar. Bukan dosen galak seperti kamu ke mahasiswamu.


Terima kasih atas segalanya kak. Aku hanya ingin memelukmu kali ini. Pulanglah ke rumah, sebentar saja. Kumohon kak.

Sincerely, Arivia Fikratuz Zakia. Yang di KK menjadi adikmu.

0 komentar:

Posting Komentar